Sensor Dan Transducer

Dipublikasikan pada: 01 Jun 2022 23:20

Sensor merupakan sebuah alat yang dapat mendeteksi sebuah perubahan energi seperti energi listrik, energi fiska, energi kima, energi biologi, energi mekanik atau energi lainnya. Ada tiga jenis sensor yang sering digunakan : sensor thermal atau sensor panas sensor ini dapat medeteksi gejala perubahan suhu, contoh sensor panas antara lain :bimetal,thermistor,termokopel, RTD, photo transistor, diode dan sensor sensor lainnya yang dapat meneteksi setiap perubahan temperature. kemudian ada sensor mekanis, sensor ini dapat medeteksi setiap perubahan gerak mekanis (perpindahan dan pergeseran posisi, tekanan, aliran dan sebagainya). Contoh sensor mekanis adalah strain gage, linear variable deferential transformer (LVDT), proximity sensor, potensiometer.

Setiap perubahan energi yang terdeteksi oleh sensor tentunya perlu diterjemahkan Kembali dalam suatu besaran-besaran fisik agar kita dapat menganalisa suatu fenomena dengan mudah. Sebuah alat yang dapat diberi input kemudian dapat merubah sebuah besaran fisika ke besaran fisika lainnya ini disebut Transducer. Dalam kajian instrumentasi dan pengukuran sebuah sensor transducer keluarannya atau outputnya sudah dapat mengkonversi dari besaran fisik ke besaran listrik. Ketika sudah dalam besaran elektrik kita akan lebih mudah mengkonversi atau mengolah sinyal keluaran ke dalam bentuk besarannya lainnya.

Ketika memilih sebuah sensor atau transducer paling tidak ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Sensor atau transducer harus diketahui linearitasnya,seinsivitas,dan tanggapan waktu(respon).  Linearitas yang dimaksud adalah perbandingan antara setiap tanggapan atau input sensor dengan keluarannya elektriknya. Sensor yang memiliki output yang linear tentu akan berbeda proses pengolahan sinyalnya dengan sensor yang memiliki output non linear.

Untuk medapatkan nilai akurasi yang tinggi atau nilai pengukuran yang diharapkan. Ketika memilih sensor transducer kita juga perlu memperhatikan sensitivitasnya. Sensitivitas merupakan kepekaan sebuah sensor transducer dalam mendeteksi setiap perubahan yang ada. Biasanya sensitivitas ini merupakan perbandingan antara besaran fisika dengan besaran elektrik seperti mili volt per g (mv/g) untuk sensor accelerometer, mili volt per drajat untuk sensor suhu, mili volt per mili meter untuk LVDT.

Setiap system atau besaran fisika yang akan diukur atau dideteksi oleh sensor transducer tentunya memiliki kecepatan perubahan nilai yang berbeda-beda. Kecepatan perubahan nilai besaran ini tentunya harus diimbangi oleh kemampuan sebuah sensor transduce untuk mendeteks setiap perubahan nilai. Ketika kita akan merekam sebuah getaran jembatan dengan menggunakan sensor accelerometer, sensor accelerometer tentunya harus memiliki kemampuan mendeteksi setiap perubahan percepatan yang terjadi pada jembatan.Memperhatikan Kesesuaian respon Tanggapan frekuensi sensor transducer sangat penting dilakukan untuk mendapatkan hasil perhitungan lanjutan yang lebih tepat atau paling tidak mendekati kebenarannya.


Article lainnya.
Pengukuran Regangan Menggunakan Strain Gauge

Regangan adalah besaran yang tidak memiliki dimensi dan biasanya ditunjukan dalam bentuk persentasi. Tipikal pengukuran untuk Regangan adalah kurang dari 2mm/m untuk besi dan sering ditunjukan dalam satuan micro-strain. 1(satu) micro-strain yaitu Regangan yang menghasilkan perubahan satu per satu juta (1/1.000.000).

Memilih Sensor Accelerometer

Sensor Accelerometer merupakan salah satu sensor yang dapat digunakan untuk mengukur atau memonitoring getaran yang terjadi pada suatu objek seperti bangunan Gedung, jembatan, tanah, mesin industri dan objek-objek fisik lainnya yang bergerak

Sensor Vibrasi dan Getaran

Ketika akan melakukan pengukuran vibrasi atau pengukuran getaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pemilihan alat ukur atau sensor yang digunakan. Berikut adalah hal umum yang perlu diketahui Ketika akan melakukan pengukuran getaran terkait pemilihan alat ukur.